Menoro.id – Upaya kepolisian dalam membantu pemerintah menangani stunting terus dilakukan. Hal itu seperti langkah dan upaya yang dilakukan oleh Polda Jatim bersama jajarannya termasuk Polres Pasuruan Kota. Kapolres Pasuruan Kota AKBP Makung Ismoyo Jati S.I.K., M.I.K., melalui Kasat Binmas Polres Pasuruan Kota Iptu Hajir, mengatakan bahwa Polres Pasuruan Kota dalam membantu penanganan stunting juga melibatkan banyak pihak.
“Kami kerjasama dengan dinas kesehatan, relawan dan stakeholder yang ada untuk semaksimal mungkin melakukan pencegahan,” ujar Iptu Hajir. Kasat Binmas Polres Pasuruan Kota menambahkan, bahwa apa yang dilakukan oleh Polres Pasuruan Kota peduli stunting itu untuk selamatkan generasi penerus bangsa Indonesia.
“Kami yakin dengan tindakan nyata stunting dapat ditanggulangi secara serentak,” ungkap Iptu Hajir. Disamping itu, pihak Polres Pasuruan Kota juga memberikan pendampingan dan bimbingan kepada anak-anak yang mengalami stunting. “Tujuanya untuk memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan anak serta memberikan dukungan secara psikologis,” jelas Iptu Hajir.
Iptu Hajir menegaskan, selain memberikan bantuan sosial dan pendampingan kepada anak dan keluarga yang memiliki anak menderita stunting sangat diperlukan. Untuk diketahui komitmen Polda Jawa Timur dalam membantu pemerintah terkait penanganan kasus stunting terus dilakukan dengan berbagai upaya. “Mulai dengan memaksimalkan fungsi Bhabinkamtibmas dan Polisi RW, untuk mendapatkan informasi di lingkungan warga binaanya hingga pemberian bantuan sosial kepada warga kurang mampu yang memiliki balita menderita stunting,” kata Iptu Hajir.
Terbaru, inovasi berbasis teknologi dan informasi Polda Jatim melalui bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokkes) juga menciptakan aplikasi layanan pencegahan stunting bernama sistem informasi cegah stunting Jawa Timur (Si Centing Jawi Wetan). Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol. dr Erwin Zainul Hakim, menjelaskan bahwa stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi.
Kombes Pol. dr Erwin juga mengatakan, bahaa stunting biasa terjadi pada balita yang dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolism dan pertumbuhan fisik pada anak. Sementara dalam jangka panjang, anak yang menderita stunting akan mengalami kesulitan belajar. Menurut Kombes Pol. dr Erwin, persoalan stunting harus dilihat dari hulu dan hilir yaitu mulai dari faktor penyebab hingga penanganan yang perlu diberikan. (newsroom)