Menoro.id – Dinas koperas dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto, menggelar kegiatan temu bisnis antara koperasi, pelaku usaha mikro dan stake holder. Dalam kegiatan yang digelar di Ladang Anggrek di Desa Lebaksono Kecamatan Pungging ini dihadiri, perwakilan P.T. Pertamina Tata Usaha, P.T. JNE dan P.T. Ajinomoto.
60 pelaku usaha mikro dari Kabupaten Mojokerto tampak hadir dan mendengarkan paparan dari Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto, Abdulloh Muhtar, dan para nara sumber yag dihadirkan untuk sharing mengembangkan bisnis bagi pelaku usaha mikro. Abdulloh Muhtar berharap, peserta pelaku usaha mikro bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk berdiskusi dan membangkitkan usaha untuk berkembang.
“Bahwa Dinas Koperasi dan Usaha Mikro itu, dibentuk untuk mendampingi panjenengan dan melakukan kegiatan usaha. Bagaimana usaha kategori mikro itu bisa naik kelas menjadi kelas kecil, syukur-syukur bisa menjadi kelas menengah,” kata Abdulloh Muhtar yang pernah menjabat sebagai Sekretaris DPRD Kabupaten Mojokerto. Didepan para pelaku usaha mikro yang hadir, Abdulloh Muhtar mengatakan saat ini ada perubahan pendekatan, kalau dulu usaha mikro itu yang modalnya dibawah 50 juta diluar tanah dan bangunan.
Saat ini, dengan adanya perubahan peraturan dan undang-undang cipta kerja telah merubah ketentuan yaitu pelaku usaha mikro modalnya dibawah satu miliar diluar tanah dan bagunan. “Ibu-ibu dan bapak-bapak tidak usah khawatir, karena ada bu Fani dan pak Kemas yag mungkin bisa membantu usaha naik kelas. Jangan takut, sering-seringlah datang ke kantor Dins koperasi dan Usaha Mikro untuk berkomunikasi dengan kami agar tidak ketinggalan informasi. Kalau ada apa-apa dan lebih diperhatikan bila ke kantor,” tambah Muhtar.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro memiliki tugas mendampingi, mensupport dan memfasilitasi pelaku usaha mikro termasuk mencarikan modal usaha. “Tak kenal maka tak sayang, maka sambangi kantor kami di Jalan Jayanegara Desa Kenaten Kecamatan Puri. Minta opo, jenengan kurang modal maka kami usaha carikan modal tapi ya jangan lupa bayar cicilan pinjaman modal,” tambah Muhtar. Termasuk sulitnya pinjaman modal dari perbankan, seperti lampiran Surat Ijin Mendirikan Bangunan. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro akan mempermudah dengan menerbitkan surat rekomendasi, bagi pelaku usaha mikro untuk bantuan modal perbankan.
Beberapa pelaku usaha mikro yag hadir diantaranya, Ridhya Kurnia asal Desa Japan Kecamatan Sooko dengan usaha aneka sprei, M. Mauludi Irwin usaha mebel di Desa kenten kecamatan Puri, Mauduah dengan usaha jual pasir dan jasa transprotasi, Sulistiana warga Desa Sawahan kecamatan Bangsal yag berjualan aneka kue basah. Juga ada Sulistyo Prasojo yag berjualan frozen food, Nur Usniah penjahit pakaian, Udik Budi Utomo pengusaha tanaman hias dan bonsai, dan Sri Rahayu pengepul afalan logam.
Udik pelaku usaha tanaman hias dari Desa Sumengko Kecamatan Jatirejo, mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan temu bisnis ini. “Senang juga mengikuti temu bisnis yang digelar Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, karena ada bantuan dana CSR dari Pertamina yang menjadi mitra dalam pembinàan pelaku usaha mikro. Pertamina juga memiliki koperasi yang sanggup memberikan pinjaman untuk usaha dengan pemberian jasa 6% per tahun,” ujar Udik. Selain Pertamina, pihak JNE juga memberikan fasilitas dengan menjamin kemudahan dalam proses pengiriman produk pelaku usaha mikro di Kabupaten Mojokerto.
Ajinomoto melalui koperasi juga siap membantu permodalan dengan bunga yang meringankan pelaku usaha mikro. Udik yang juga terbagung dalam komunitas Mojokerto Bonsai Club (MBC), berencana memasukkan 100 anggota MBC untuk masuk ke UMKM ekonomi kreatif agar bisnis tanaman bonsai di Kabupaten Mojokerto ada kemajuan signifikan. (newsroom)
