Menoro.id – Kasus Virus Tuberkulosis atau TBC di Kabupaten Pasuruan terus menunjukkan angka penurunan. Hal ini terbukti pada tahun 2022 lalu, kasus TBC di Kabupaten Pasuruan ada 458 pasien yang dinyatakan sembuh. Dari 458 pasien yang sembuh ini, sudah dilakukan suspek pelayanan sebanyak 6.620 warga yang disuspek pelayanan.
Dari ribuan warga tersebut, terindikasi ada 810 warga yang positif terkena TBC di Kabupaten Pasuruan. “Ada 810 warga yang positif TBC setelah dilakukan tes ronsen dan tes dahak. Lalu kami juga melakukan pelacakan kepada 1.330 warga yang merupakan kerabat dari pasien TBC, ini kami lakukan untuk mendeteksi adanya TBC,” kata Ketua Yayasan Bhanu Yhasa Sejahtera (Yabhysa) Peduli TBC Kabupaten Pasuruan, Zulfikri Safrian.
Safrian juga mengatakan bahwa di Kabupaten Pasuruan, warga yang banyak menyidap penyakit TBC ini di wilayah perkotaan atau pesisir. Hal ini dikarenakan padatnya penduduk dan faktor cuaca yang memudahkan virus cepat menular seperti di wilayah Kecamatan Bangil, Rembang, dan Gempol. “Sehingga pihaknya intens melakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada seluruh warga yang berada di wilayah perkotaan dan pesisir,’ tambah Safrian.
Meski demikian, pihaknya juga sempat mendapat kesulitan dalam mensosialisasikan bahayanya TBC. Ada tiga faktor yang menghambat Yabhysa ini untuk mengurangi angka TBC yang ada di Kabupaten Pasuruan, mengingat kasus tersebut seperti fenomena gunung es. Ketiga faktor tersebut yakni orang yang tidak mau periksa, sudah diperiksakan tapi tak diobati, dan sudah diobati namun belum sampai tuntas.
“Kami memberikan terapi kepada anak pasien yang berusia dibawah 5 tahun untuk diberi obat pencegahan untuk meminimalisir pencegahan. Sehingga nantinya pada tahun 2030 pelayanan terkait oenyakit TBC bisa dimaksimalkan sampai 100 persen,” ujar Safrian. Menurut data WHO pada tahun 2022, Indonesia menjadi penyumbang kasus TBC terbanyak setelah India. Bahkan ada setidaknya 111 orang terpapar virus TBC dan 17 orang meninggal setiap jamnya. (newsroom)