Menoro.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar sosialisasi penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 Kg bersubsidi di Pendopo Sabha Mandala Madya di Jalan Gajah Mada 145 Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, selasa (14/01/2025). Kegiatan dipimpin Sekda Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, ATD., M.M., perwakilan Kodim 0815 Mojokerto, Polres Mojokerto Kota, Kejari Kota Mojokerto, Camat, Lurah dan dihadiri sekitar 50 orang.
Juga hadir Kabag Perekonomian Pemkot Mojokerto, Endah Supriyani, S.T., M.T., Kabid Perdagangan Diskopukmperindag Kota Mojokerto, M. Fauzan Suryahadi, S.STP., Ketua Bidang LPG DPC Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Jombang, Warsito Agus P, Sales Brand Manager Retail V Pertamina Wilayah Surabaya, Andi Arifin, Ketua Paguyuban Minyak dan Gas Kota dan Kabupaten Mojokerto, Elyzabeth Rosita, dan beberapa perwakilan agen LPG. Andi Arifin mengatakan bahwa SPBE wilayah Kota Mojokerto tidak ada tetapi ada empat diwilayah Kabupaten Mojokerto.
Terkait HET LPG 3 Kg bersubsidi di Provinsi Jawa Timur, Sales Brand Manager Retail V Pertamina Wilayah Surabaya menyebutkan harga ex Pertamina (Depot LPG/stasiun pengisian LPG) ditambah PPN 10% berada di angka Rp 11.584,78. “Biaya operasional distribusi Rp 3.215,22, keuntungan agen LPG tabung 3 KG bersubsidi Rp 1.200. Harga agen ke pangkalan/sub penyalur Rp 16.000, margin pangkalan/sub penyalur Rp 2.000, dan HET LPG tabung 3 KG bersubsidi Rp 18.000,” jelas Andi Arifin.
Berdasarkan surat Keputusan Menteri ESDM No. B-8736/MG.05/DJM/2024, tentang penyesuaian ketentuan pendistribusian LPG tabung 3 KG bersubsidi ke pengecer, bahwa pendistribusian pangkalan ke pengecer dari maksimal 10% menjadi maksimal 20%. Sekda Kota Mojokerto mengatakan bahwa, hari ini merupakan intinya lanjut dari pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat terkait dengan harga eceran tertinggi LPG 3 Kg bersubsidi. “Pj Walikota Mojokerto membuat surat kepada Gubernur Jawa Timur, dengan mempertimbangkan saat ini mendekati pada hari raya Idul Fitri tentang kenaikan LPG 3 kg bersubsidi akan tetapi belum tentu disetujui. Kenaikan LPG 3 kg ini tentunya sudah di kaji lebih lanjut,” tambah Gaguk Tri Prasetyo.
Dari beberapa paparan, diketahui bahwa besaran kenaikan LPG 3 kg bersubsidi ini naik Rp 2.000. Meski besaran kenaikan angka tidak begitu besar, akan tetapi mempunyai dampak tersendiri seperti harga makanan naik seperti gorengan dan lain lain. Warsito Agus menambahkan, pentingnya penerapan harga jual LPG 3 Kg merupakan LPG bersubsidi diatur oleh pemerintah. “Penerapan harga baru LPG tabung 3 Kg bersubsidi per 15 januari 2025,” ujar Warsito.
Kabid Perdagangan Diskopukmperindag Kota Mojokerto mempertanyakan, apakah ditingkat pengecer harga LPG 3 kg tidak bisa ditentukan harganya dari tingkat Agen. Dalam sesi tanya jawab, juga terdapat pertanyaan pantauan kenaikan tabung LPG 3 kg bersubsidi dilapangan mulai pukul berapa. Termasuk apabila ada aksi unjuk rasa tentang kenaikan tabung LPG 3 kg bersubsidi. Andi Arifin memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan, bahwa untuk harga di tingkat pengecer tidak bisa memberikan batasan sama halnya dengan beras galon air dan lainnya.
“Apabila di tingkat pengecer menjual harga mahal akan berdampak bagi pengecer itu sendirinya. Tentunya mungkin tidak laku,untuk harga pengecer LPG 3 kg bersubsidi Rp 21.000 atau yang lainya kemungkinan ada yang membeli minta diantar dan itupun disesuaikan dengan jaraknya,” jelas Andi Arifin. Terkait pemberlakuan kanikan harga LPG 3 Kg bersubsidi, Andi mengatakan berlaku mulai tanggal 15 januari 2025 pada pukul 24.00 WIB. (newsroom)
