Menoro.id – Beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto sempat terdampak bencana banjir. Polres Mojokerto bersama Pemkab Mojokerto dan Kodim 0815/Mojokerto mulai mengantisipasi potensi munculnya sejumlah penyakit pascabanjir, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).
Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan fogging serentak di seluruh Kecamatan di Kabupaten Mojokerto, satunya di Desa Sumber Tanggul Kecamatan Mojosari pada Selasa (23/4/2024). Seperti yang diketahui bersama, DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang hidup didaerah tropis dan sub tropis. Untuk demam berdarah ringan biasanya akan menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu, dan untuk demam berdarah parah bisa menyebabkan pendarahan serius serta penurunan tekanan darah secara tiba-tiba hingga menyebabkan kematian.
Bupati Mojokerto. Ikfina Fahmawati, mengatakan hari ini berkolaborasi dengan Polres Mojokerto dan Kodim 0815 bersama-sama melakukan penanggulangan untuk penyakit Demam Berdarah. “Memang di tahun ini ada peningkatan dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Karena ini adalah penyakit yang penularannya itu oleh vektor nyamuk, masyarakat harus tahu dan melaporkannya untuk segera ditangani oleh Dinkes,” jelas Ikfina.
Apabila diketahui benar penyakit demam berdarah, maka harus dilakukan pemberantasan nyamuk ditempat. Bupati Mojokerto menyebut ini adalah endemic dan merata di Kabupaten Mojokerto sehingga dilakukan fogging serentak untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. “Disisi yang lain, jemantiknya kita gerakkan supaya bisa melaporkan upaya untuk pemberantasan nyamuk. Jadi ini serentak dan masyarakat supaya melakukan verifikasi dan membawa ke yankes,” kata Ikfina. Terkait jumlah kasus DBD, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Ulum Rokhmat, mengatakan ada peningkatan April pascalebaran.
Sementara itu, Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto menyampaikan, bahwa penyemprotan fogging dilakukan dengan obat yang sudah dianjurkan dan dinilai efektif untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi faktor utama penyakit DBD. “Kegiatan fogging difokuskan pada area pemukiman warga yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,” kata AKBP Ihram.
Selain itu, Kapolres Mojokerto juga mengingatkan kepada warga, jika fogging hanyalah salah satu langkah pencegahan untuk membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan untuk telur, larva dan jentik hanya efektif dengan tindakan 3-M (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang). “Sebaiknya masyarakat juga berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan pola 3-M yaitu Menguras, Menutup dan Mendaur ulang,” ujar AKBP Ihram.
“Cuaca yang tiba-tiba hujan dan panas terik, tidak menutup kemungkinan juga menjadi faktor rentannya penularan penyakit DBD, sehingga kami juga menghimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mencukupi kebutuhan gizi yang baik. Bila perlu juga mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit,” pungkas AKBP Ihram. (newsroom)