Menoro.id – Badai El-Nino yang menerjang wilayah Indonesia sangat dirasakan dampak panasnya, dan kemarau berkepanjangan sangat berdampak pada seluruh masyarakat. Namun berbeda bagi petani garam yang ada di pesisir Pasuruan, pada Senin (16/10) siang. Panasnya badai El-Nino bagi petani garam sangat diharapkan untuk proses penguapan air laut, untuk menjadikan butiran kristal yang ada di tambak garam.
Usman salah satu petani garam warga Kelurahan Ngemplakrejo, Kecamatan Panggung, Kota Pasuruan mengatakan, saat ini proses pengkristalan garam cukup cepat. “Dalam sebulan bisa 5 kali panen, ditambah lagi saat ini harga garam lumayan tinggi,” kata Usman.
Panas saat ini sangat membantu proses pembuatan garam para petani disini. Bahkan dalam satu bulan bisa 5 kali panen dengan harga Rp 1 juta 200 ribu per tonnya,” ucap Usman. Ditempat yang berbeda diungkapkan Mualif Arief, Kepala Dinas Perikanan Kota Pasuruan, bahwa dengan panen raya dampak dari panasnya cuaca saat ini mencukupi kebutuhan garam di Kota Pasuruan.
“Kebutuhan garam Kota Pasuruan sekitar 6.000 ton dalam setahun. Dengan produksi garam saat ini diperkirakan mencukupi selama setahun kedepan,” ungkap Mualif. (newsroom)